Minggu, 01 September 2013

Ular-Ular Beracun dan Berbahaya Bag 1

Setelah sekian lama gak update, karena tertunjang Ramdhan dan lebaran, kali ini saya akan kembali menulis tentang binatang yang sangat berbahaya. Binatang melata ini sering kita jumpai di lingkungan sekitar kita, di kebun, hutan, bahkan kadang di perkampungan atau rumah-rumah.
Binatang ini bernama Ular,
Yang akan saya update disni adalah jenis ular yang beracun, yang sangat berbahaya, agar kita dapat membedakan antara ular yang berbahaya atau tidak saat melihat ular.

Ular-ular jenis ini mempunyai racun / venom yang sangat berbahaya. Di habitat aslinya racun tersebut digunakan untuk melumpuhkan mangsanya sebelum ditelan dan untuk membela diri saat ada bahaya, selain dengan belitannya tentunya. Racun tersebut disuntikan melalui gigi taringnya langsung ke pembuluh darah mangsanya, taring ular-ular ini memiliki bentuk mirip dengan jarum suntik namun sangat runcing / tajam. Sebagian besar jenis racun ular berbisa menyerang sistem saraf dan pernafasan sehingga biasanya korban akan segera lumpuh bahkan dapat menyebabkan kematian.

Adapun beberapa ciri-ciri ular yang bisa saya sebutkan dibawah ini, namun semua itu tidak mutlak, artinya itu semua hanya ciri secara umum saja biasanya yang ada pada ular berbisa, yaitu:
1. Bentuk kepala pipih dan berpola huruf ‘V’
2. Ukuran relatif kecil atau pendek, kecuali King Cobra yang bisa mencapai 5 meter
3. Warna biasanya cerah, namun hal ini pun tidak mutlak.
4. memiliki dua gigi taring di bagian atas.

Berikut ular beracun yang sering kita jumpai di Indonesia :

1. King Cobra


Nama latin : Ophiopagus Hannah
Penyebaran : Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi
Ukuran dewasa : 200 - 550 cm
Habitat : Hutan tropis, padang rumput, dataran rendah, sampai pada Ketinggian 1800 m dpl
Jenis bisa : Postsynaptic Neurotoxins
Efek gigitan : Sakit kepala, mual, muntah, sakit pd perut, pusing/vertigo, pendarahan, pingsan, hingga kematian.
Efek klinis : Terkena bisa 80% (20% dry bite) berpotensi mematikan. Tingkat kematian sekitar 70% - 85%.



2. Kobra Jawa

Nama latin : Naja sputatrix
Penyebaran : Jawa
Ukuran dewasa : 130 - 185 cm
Habitat : Hutan tropis, sawah, sungai, padang rumput terbuka.
Jenis bisa : Postsynaptic neurotoxins
Efek gigitan : sakit, bengkak, memar, cell mati (necrosis), pembusukan.
Efek klinis : Terkena bisa 80% (20% dry bite) berpotensi mematikan. Tingkat kematian sekitar 40% - 60%.



3. Welang

Nama latin : Bungarus Fasciatus
Penyebaran : Sumatra, Jawa dan Kalimantan.
Ukuran dewasa : 110 - 213 cm
Habitat : Hutan bakau, persawahan, perkebunan karet,atau di sekitar permukiaman penduduk.
Jenis bisa : Neurotoxin
Efek gigitan : Sakit kepala, mual, muntah, sakit pd perut, pusing/vertigo, pendarahan,pingsan, lumpuh.
Efek klinis : Kemungkinan terkena bisa sangat besar dan berpotensi mematikan. Tingkat kematian sekitar 60% - 80%.

 4. Weling

 Nama latin : Bungarus Candidus
Penyebaran : Jawa, Sumatra, Bali, Sulawesi.
Ukuran dewasa : 80 - 160 cm
Habitat : Dataran rendah, sawah, perbukitan sampai pd ketinggian 1600m dpl.
Jenis bisa : Neurotoxin
Efek gigitan : Sakit kepala, mual, muntah, sakit pd perut, pusing/vertigo, pendarahan,pingsan
Efek klinis : Kemungkinan terkena bisa sangat besar dan berpotensi mematikan. Tingkat kematian 60% - 80%.